Rabu, 04 Mei 2016

Catatan yang berserakan

Sahabat adalah ....
seseorang yang membantumu menjadi baik,
seseorang yang membuat hatimu tenang,
seseorang yang menggetarkan hatimu,
walau hanya mengingat namanya

Sahabat adalah ....
seseorang yang membuat matamu tiba-tiba berkaca,
ketika kau mengingat wajahnya,
seseorang yang membuatmu bahagia,
walau hanya mengingat suaranya
dan membuatmu menangis ketika merindukannya

Sahabat adalah ....
ia yang kau sebut dalam doa
agar kebaikan selalu menyertainya
meski ia tak akan selamanya selalu ada
seperti saat-saat persahabatan itu mulai tumbuh dan berbunga

***
Saya salin dan ketik kembali catatan itu dari salah satu buku catatan. Tapi tak ditemui catatan waktu, kapan penulisannya. Berusaha mengingat-ingat, mengapa tulisan itu ada, karena hampir semua coretan dan catatan yang saya buat pasti ada sebab atau seseorang yang menjadi idenya. Sambil mengetik terus berusaha mengingat, selang beberapa saat dan akhirnya sebab itu ditemukan. Yah, karena ada air mata setelah membaca ulang kronologi fb dan menemukan postingan lama ini

Senin, 02 Mei 2016

Titipkan pesan kepada hatimu

Wahai jiwa jiwa yang menggetarkan hati
tetaplah disana
tetaplah berpijak ditempatmu,
jangan beranjak,
hingga waktu yang dihalalkan untukmu tiba,
hadir dan membukakan pintu gerbang
yang bertabur keindahan bagimu...

Wahai jiwa jiwa yang menenangkan hati
tetaplah disana,
tetap teguhlah dipangkalmu,
jangan beranjak,
hingga raga itu datang
dengan jalan yang benar kehadapanmu

Rindu Sumba

Tak lagi ku nikmati sepimu
Yang membuai dan mengiringi kecamuk dadaku
Akan jiwa-jiwa yang terpisah ruang, jarak dan waktu

Tak lagi ku dengar lantunan sendu tuanmu
Yang menggores dan menoreh warna dihidupku
Lewat gumul berbalut canda sepanjang waktu

Tak lagi kurasakan kesejukan pagimu
Lewat mata air yang setia membasuh tubuhku
Di balik tirai pepohonan di lereng berbatu

Tak lagi ku saksikan gamal-gamal merayu
Dengan bunga-gunga merah muda yang bersemi indah
Di musim panasmu yang terik

Tak lagi ku pandang langit malammu
Yang bertabur jutaan bintang-bintang
Bak permata yang memancarkan pesona dikegelapan

Tak lagi ku rasakan desiran anginmu
Yang menjaga dan memeluk ragaku
Disepanjang siang dan malamku

Tak lagi ku temukan rembulan bersinar terang
Yang nampak begitu dekat
Hingga terasa jemari tanganku mampu meraihmu
Sungguh cintaku membuat hatiku tercekik rindu
Rinduku yang membuncah kepadamu
Tanah Mahu, Bumi Marapu, Matawai Amahu pada Njara Hamu



Surabaya, 3 Mei 2016
Siti Nur Ainunnajah

Singgah dirumah salah satu siswa kelas VII SMPN Satap Patamawai "Frans" dalam perjalanan menuju air terjun Patamawai. Mayoritas rumah penduduk yang masih berada dikampung-kampung didataran tinggi masih berupa rumah panggung kayu. Sebagian beratap seng, sebagian beratap jerami, terutama rumah-rumah ladang.


 Rumah Bapak Dusun Uma Gudang desa Patamawai. Ketika ada warga yang meninggal, upacara penguburan dilakukan secara besar-besaran. Seluruh penduduk memakai pakaian adat setempat.
Jalan menuju kampung Uma Gudang disore hari

Langit dini hari di atas bukit Patamawai

Sabtu sehat, waktunya kerja bakti dan pengembangan diri siswa

Pohon gamal yang mulai berbunga bak sakura memasuki musim kemarau